Oleh: Ahmad Shohibul Wafa ZA
Masih teringat beberapa waktu lalu, ketika sebuah robot yang katanya paling cerdas di dunia saat ini. Dan ternyata robot tersebut sudah diberi nama sejak diciptakan oleh pembuatnya, yaitu robot yang bernama Sophia. Sejak Sophia dibuat oleh David Hanson bersama timnya Hanson Robotics, masyarakat dunia semakin tertarik ingin berkenalan, berbincang, atau bahkan berswafoto dengan Sophia. Bahkan ketika Tur Dunia untuk pertama kalinya, ketika tiba turnya di negara Arab Saudi. Kerajaan Arab Saudi memberikan Kewarganegaraan Arab Saudi untuk 'sebuah' Sophia. Saat beberapa waktu lalu Sophia tiba di Indonesia, masyarakat Indonesia sangat antusias untuk bertemu dan berbinncang dengannya. Untuk itu, dia berkesempatan mengisi acara di sebuah salah satu TV swasta dan kemudian beberapa masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan kemudian bertanya dan bahkan ingin berswafoto. Pertanyaan pun beragam dari mulai tentang pengetahuan Sophia tentang Ilmu pengetahuan sampai menyinggung tentang "perasaan". Dan apa yang terjadi, semua pertanyaan yang ditujukan kepadanya, dicoba dijawab secara maksimal oleh Sophia. Bahkan para penonton terkagum-kagum dengan pesona kecerdasan Sophia, yang fasih dalam menjawab pertanyaan tersebut.
Perbincangan tentang Sophia tersebut adalah salah satu tema perbincangan Abad 21, yaitu dikaitkan dengan Artificial Intellegence yang selalu disingkat dengan sebutan AI atau dalam bahasa Indonesia kita adalah Kecerdasan Buatan.
Dari berbagai literatur dan pendapat beberapa ahli, dapat dibuat pengertian bahwa Artificial Intelligence adalah satu ilmu untuk merancang, membangun, dan mengonstruksi satu mesin (komputer) atau program komputer hingga memiliki kecerdasan layaknya manusia. Kecerdasan dalam hal ini adalah kemampuan untuk mengambil tindakan, atau menyelesaikan masalah layaknya manusia menggunakan kecerdasannya. Ruang lingkupnya pun dapat meliputi banyak aspek kemampuan kecerdasan manusia mulai dari pengetahuan, perencanaan, pembelajaran, penalaran sampai kemampuan memanipulasi objek. yang pada akhirnya, AI bisa menjadi sebuah mesin yang benar-benar mempunyai kecerdasan layaknya manusia.
Lalu pertanyaan di benak kita, apakah kemunculan Sophia akan menjadi 'teman' atau 'lawan' bagi umat manusia?. Apakah dia dan teman-temannya akan 'menggantikan' peran manusia di masa depan?. Itulah yang menjadi lanjutan perbincangan yang semakin hangat lagi di masa kini dan masa yang akan datang. Silahkan kita mengamati, manganalis, berasumsi, dan bahkan membuat kesimpulan tentang keberadaan Artificial Inttelegence tersebut. Atau mungkin kita dapat mempelajari dan menganalisis bahkan bisa sependapat dengan salah satu dari perdebatan antara dua CEO perusahaan dunia, yaitu antara Elon Musk (CEO Space X dan Tesla) dan Mark Zuckerberg (CEO Facebook) tentang keberadaan sosok Artificial Intellegence ini. Yang jelas, saat ini belum ada regulasi internasional yang khusus menjadi pagar pengembangan Artificial Intellegence.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar